Raden Ngabehi -- Yasadipura II


PENDAHULUAN
Menurut filologi kolonial, sastra Jawa mencapai zaman emasnya lebih dari lima ratus tahun yang lalu dengan ditulisnya teks-teks kekawin oleh para Pujangga Keraton Jawa pada zaman klasik, yaitu abad ke-14. Teks-teks itu merupakan puncak dari kebudayaan Hindu-Budha. Menurut gambaran ini, zaman emas ini diakhiri oleh kedatangan Islam pada akhir abad ke-15, kedatangan Islam berarti jatuhnya nilai Kesusastraan Jawa. Lagi-lagi dalam bidang Sejarah Sastra Kolonial ini dalam abad-abad berikutnya karya Sastra Jawa konon merosot. Katanya sastra yang dikarang pada “zaman gelap” ini merupakan karya derivatif dan korup, karya yang menuliskan topik-topik Islam; tambahan lagi pengarangnya bukan lagi dari Keraton tetapi hanya orang pinggiran (pesisir).

Kerajaan Khmer

Kerajaan KhmerKerajaan Khmer adalah Kerajaan yang paling besar di Asia Tenggara dan kini disebut Kamboja, yang melepaskan diri dari kerajaan Chenla, kadang-kadang menguasai bagian-bagian dari Laos, Thailand dan Vietnam di zaman modern. Selama pembentukan kerajaan, Khmer mempunyai interaksi budaya, politik, dan ekonomi dengan Pulau Jawa, dan kemudian dengan kerajaan Sriwijaya yang terletak di sebelah selatan Khmer. Warisannya yang terbesar adalah Angkor, yang merupakan ibukota kerajaan. Angkor berperan penting bagi Khmer dalam beberapa aspek dari waktu ke waktu. Pejabat. Agama Hindu, Buddha Mahayana sampai Buddha Theravada diperkenalkan dari Sri Lanka pada abad ke 13.Kebesaran Angkor dipengaruhi oleh kerajaan Khmer. Sumber-sumber historis tentang kamboja dan Angkor terutama dalam bentuk arsip tertulis tidak ditemukan dan hanya dapat diperoleh dari :